Sebelumnya, perkenalkan namaku Jhon, umur 21 tahun masih tergolong muda, saat ini aku sedang kuliah disebuah PTS di Jakarta. Tinggi badanku 180 cm, berat badan ku 67 kg. Aku adalah anak pertama dari dua bersaudara. Mohon maaf jika bahasanya ada yang tidak tepat, karena aku belum berpengalaman dalam bercerita, dan kosakataku dalam berbahasa juga kurang, tapi semoga teman-teman masih mengerti maksud dari ceritaku ini. Jika ada saran atau kritik tolong email saya.
Pengalaman ini kualami baru 2 bulan lalu, dan ini merupakan pertama kalinya aku melakukan hubungan badan dengan seorang wanita. Tepatnya dengan seorang tante, panggil saja nama tante Nad, dia seorang janda yang ditinggal mati suaminya sekitar 4 tahun yang lalu, umut tante Nad sekarang 31 tahun, mempunyai seorang anak yang masih kecil. Dia sebenarnya sering sekali datang ke Jakarta, dan memang mempunyai sebuah rumah disini, serta mempunyai seorang anak angkat yang juga merupakan anak dari kakaknya. Namanya Fandri, dia juga sedang kuliah dan tinggal dikost yang sama denganku, tapi dia lebih muda dariku 2 tahun. Kami lumayan akrab, sehingga kami sering keluar atau pergi jalan bersama.
Perkenalanku dengan tante Nad, adalah ketika kunjungan ke Jakarta, karena sebenarnya dia berasal dari Kalimantan. Pada waktu itu, aku diajak makan siang bersama Fadri, dan katanya ada tantenya yang datang ke Jakarta bersama anaknya. Fandri berjanji untuk bertemu tantenya disebuah mall yang cukup terkenal di Jakarta. Setelah menunggu selama hampir setengah jam, akhirnya kami bertemu dengan tantenya. Pertama kali melihat tantenya, pandanganku seperti tidak bisa ketempat lain lagi. Aku begitu terpesona melihat penampilannya, begitu rapi, cantik, dan seksi.
Mukanya yang putih dan mulus, rambutnya yang panjang terurai, membuatnya terlihat begitu merangsang, serta tubuhnya yang langsing, pinggang yang ramping, dan ukuran tubuh yang terlalu tinggi, mungkin sekitar 160 cm. Dadanya yang montok, besar dan kencang, mungkin sekitar 34D, ditambah lagi dengan memakai kemeja putih ketat dengan kancing bagian atas yang dibuka, sampai buah dadanya yang besar itu terlihat begitu indah dan montok, tampak menyembul, seperti mau keluar dari pakaiannya.
Pantatnya yang bulat dan kecil itu, terlihat begitu padat. Adik kecilku bahkan sempat menegang, karena melihat keseksian, keindahan, kemontokan tubuhnya, bahkan cara jalannya yang terlihat seperti catwalk. Dalam diriku tidak berhenti memuja tubu yang seksi itu, dan betapa nafsu laki-laki aku muncul, karena itu kali pertamanya aku melihat pemandangan yang begitu merangsang. Jujur saja, aku sangat pengen meremas-remas dada dan pantanya itu, tanganku sudah gatal rasanya. Tapi aku masih bisa menahannya.
Setelah itu kami saling berkenalan, tangannya yang kecil itu begitu lembut. Dan dilanjutkan dengan makan siang bersama, kami berbincang-bincang dan menjadi dekat, karena tante Nad orangnya gaul, jadi semua pembicaraan kami nyambung. Selasai makan, kami diantar pulang kekost oleh tante Nad. Sayang sekali aku tidak menanyakan no hpnya. Setelah hari itu, kami makin sering bertemu, karena tante Nad sering mengajak kami pergi makan dan jalan-jalan. Dan aku menjadi semakin menginginkan untuk menikmati tubuhnya itu. Tante Nad sering telpn-telpon denganku, kadang hanya untuk mengobrol saja, tapi tante Nad lebih sering menelponi aku daripada anak angkatnya. Bahkan sempat dia memintaku untuk menjadi anak angkatnya, tapi aku hanya menganggapnya basa-basi saja.
Tidak terasa sudah berapa kali kami bertemu, dan akhirnya aku menjadi benar-benar akrab dengan tante Nad, dan tante Nad mengajaku untuk menginap ditempatnya. Semula aku menolak, tapi tante Nad tetap memaksa seperti anak yang manja, akhirnya aku terima ajakannya. Aku hanya pura-pura menolak, tetapi sebenarnya aku mau nginap ditempatnya.
Malam itu, aku dan tante Nad duduk-duduk dilantai teras rumahnya dilantai paling atas. Angin malam yang menyejukan, dan suasana yang tenang, membuat kami merasa lebih santai. Ketika itu anak-anaknya yang sudah tidur.
Karena aku dan tante Nad sudah akrab, maka aku memberanikan diri bertanya-tanya sesuatu yang sedikit nakal.
"Tante apa nggak ngerasa kesepian, kalau malam-malam gak ada yang temenin tidur...heheh.." candaku pada tante Nad.
Sebelumnya tante Nad tampak terdiam tidak mau menjawab, hanya tertawa kecil, tapi akhirnya "Nakl juga kamu ya"
"Emang sih kesepian..tapi ya mau gimana..gak ada yang menghibur.."lanjutnya dengan sedikit mengeluh.
"hahahah...kalau tante bole...aku mau menghibur tante.."candaku
"hahaha..emangnya kamu bisa apa..belum ada pengalaman, terus ntar malah tante yang kecewa.." tanyanya sambil memancingku.
"Iya..tapi setidaknya aku pernah liat dan tau cara-cara sama posisi-posisinya.." lanjut candaku
"Yuk masuk aja..tambah dingin aja ni disini.." ajaknya dan mengubah topik, dan kamipun masuk.
Tante Nad memintaku mengunci pintu, setelah selesai menguncinya, ternyata tante Nad masih berdiri disana. Kami saling bertatapan, cukup lama, tapi tidak berbicara satu katapun. Pikiranku mulai kacau, dan berpikir yang tidak-tidak. Benar saja, tiba-tiba tante Nad memegang kedua tanganku, dan dengan tersenyum nakal menarikku kesebuah kamar, kamar yang disediakannya buatku selama aku menginap ditempatnya.
Aku didorong keranjang, dan terduduk diatas ranjang yang lebar itu.
Tante Nad langsung saja mendatangiku, meloncat dan duduk diatas pahaku, kedua tangannya memegang erat rambut belakangku. Dan dengan tiba-tiba tatapan matanya berubah menjadi tatapan nafsu yang sangat besar.
"Tunjukan ketante kalau kamu memang tau cara-caranya.." setelah itu saja dia mencium bibirku dengan buasnya, tangannya yang memegang kepalaku bergerak-gerak memegangi dan menjambaki dengan kuat seluruh rambutku.
Tubuh kaki bergerak maju mundur mengikuti gerakan kepala kami. Lidahnya bergerak-gerak dengan cepat didalam mulutku, akupun membalasnya dengan gerakan lidahku juga. Ternyata saat itu aku baru sadar bahwa nafsu seks tante Nad ternyata besar sekali, dapat kulihat dari caranya, bagaimana tante Nad ingin melumat lidahku. Ketika lidahku masuk dan merabah-rabah rongga mulutnya, giginya menggigit-gigit dan mengisap-isap lidahku seperti mau menelan bulat-bulat, kami seperti sedang bermain pedang-pedangan dengan lidah didalam mulut kami.
Aku sudah tidak berpikir apa-apa lagi, kecuali malam ini aku harus menikmati tubuh tante Nad sampai buas, akan kulampiaskan semua nafsuku yang tertahan selama ini pada tante Nad.
"ehmm...emmm...sssshh...ssshhh...aaahhh.." suara mendesah.
Ketika sesekali tante Nad menggigit bibir bawahku, aku gigit pula bibir atasnya. Begitu juga ketika tante Nad menggigit bibir atasku, maka aku menggigit bibir bawahnya.
Kupegang kedua pahanya, kuelus-elus bagian dalam serta luarnya, sampai akhirnya aku menaikan kedua tanganku dam mencengkram sekuat-kuatnya kedua pantatnya yang bulat itu.
"Ahh..." teriakannya kecil tante Nad.
Tangan kananku memeluk erat-erat pada pinggangnya yang ramping itu, sampai buah dadanya itu terjepit diantara tubuh kami. Karena aku ingin merasakan kedua buah dadanya menempel didadaku, begitu besar, begitu empuk, dan dapat kurasakan kedua putingnya mengeras didadaku.
Tangan kiriku tetap memegang kedua pantatnya itu, kumasukan tanganku kedalam celana karetnya, berulang kali aku meremas-remas pantatnya itu dengan kuat-kuat, lalu kuelus-elus dan kuraba-raba, "Ahh..." suara itu yang sangat ingin aku dengar dari mulutnya.
Akhirnya kumasukan jari-jariku kedalam belahan kedua pantatnya. Dengan jari-jari dapat kurasakan hangat disekitar lubang pantatnya itu. Aku bermain-main dengan jari-jariku dan aku gelitik-gelitik luang duburnya itu, dan terasa tubuhnya berkejut-kejut kegelian, tangan kanannya memegang kuat-kuat pergelangan tangan kiriku untuk menahan rasa geli jari-jariku diduburnya. Jariku dapat merasakan bagaimana duburnya mengejang kegelian.
Setelah cukup lama kami berciuman, tante Nad melepaskan bibirku, lalu dia berdiri dan membuka baju, celana dan CDnya. Dan kulihat pemandangan yang begitu menakjubkan ketika tante Nad mengangkat kedua tangannya, dadanya yang besar itu ikut terangkat, lalu turun dan bergoyang-goyang, ahh... betapa beruntungnya aku dapat melihatnya dengan begitu dekat.
Aku tidak malu-malu lagi, maka kulepas juga semua pakaianku, sampai kami benar-benar telanjang bulat. Aku tidak sempat melihat semua bagian tubuhnya, tapi pasti bulu-bulu disekitar memeknya tante Nad itu telah dicukur habis, membuat memeknya terlihat begitu bersih dan lebih segar.
"Dicukur tante..?", tanyakku, tante Nad hanya membalas dengan senyuman dan tidak berkata apa-apa.
Setelah itu kami lanjutkan lagi ciuman kami, semakin lama mulut kami semakin penuh dengan ludah kami yang telah bercampur, begitu kental, begitu nikmat, dan begitu banyak sampai menetes kelur dari sela-sela mulut kami, dan sampai aku merasa seperti sedang meminum segelas air ludah kenikmatan bersama-sama tante Nad.
Tiba-tiba tante Nad menyedot semua ludah-ludah itu kemulutnya dan melepas mulutku. Dengan tatapan mata dan senyuman yang nakal, tante Nad mengeluarkan air ludah itu, membiarkannya mengalir seperti air terjun, dari mulutnya kedagunya, lehernya, membasahi dadaku dan dadanya, dan akhirnya turun sampai ke pangkal paha kami, membuat gesekan tubuh kami terasa menjadi licin. Melihat itu, mulai kuarahkan kepalaku untuk menjilati air ludah, tapi tidak kutelan, mulai dari sudut-sudut bibirnya, lalu dagunya, lehernya, betapa air liur itu terasa lebih nikmat, karena telah bercampur dengan keringat tante Nad.
Kubungkukkan badanku sedikit, sehingga mendorong tubuh tante Nad sedikit kebelakang, dan akhirnya mukaku sampai tepat didepan dadanya,
"Besar banget tante.."kataku spontan
Kubaringkan badanya diranjang, tante Nad dibawah dan aku diatas menindihnya. Lalu kuciumi, kusedot-sedot dan kugigit-gigit kecil kecil puting susunya, tanganku meremas dadanya yang lain, jariku secara refleks mulai memutar-mutar dan mecubit-cubit kecil puting susunya.
"Ahhh.."desanya tante Nad
Kubuka mulutku selebar-lebarnya dan dengan sedikit memaksa aku mencoba mengkulum dadanya. Aku ingin rasanya menelan semua dadanya. Kuremas, kugigit, kujilat dan kusedot, semua itu kulakukan berulang-ulang kali sampai aku puas.
"Sssshh...Ahhh...aaa...ahhhh.." desahnya semakin membuat nafsuku menggebu-gebu.
Setelah puas dengan dadanya, aku mulai turun menciumi perutnya, mnejilat-jilat pusarnya, kedua tanganku tetap memegangi dadanya, tangan tante Nad tetap memegang kepalaku, mengikuti kemana kepalaku bergerak.
Akhirnya aku sampai didepan memeknya, yang ternyata sudah basah, aku mencium bau harum dan lembut dari memeknya dan sekitar pangkal pahanya.
Aku sudah tidak tahan lagi, langsung saja kujilat dan kugigit-gigit kecil klitnya, aku memainkan lidahku dengan cepat diduburnya, naik turun dari pantat keklitnya, berulang-ulang sampai daerah itu basah oleh ludahku.
"Uuuuuhhh....." suara desahan yang renda, dan semakin kuat tante Nad menjambak rambutku.
Kujilati memeknya seperti sedang menjilat es krim, es krim yang tidak akan pernah habis. Setelah itu aku belutut diranjang dan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi, sehingga kedua mulutnya berada didekat dengan kepalanya, selama dalam posisi kepala dan kaki dibawah tapi pantatnya terangkat seperti itu, kedua tangannya hanya bisa memegang pantatnya, menarik kekanan dan kekiri, sehingga lubang memeknya dan lubang pantatnya dapat kulihat dengan jelas. Tangan kiriku memegang perutnya, dengan badan kutahan punggungnya supaya posisinya tidak berubah. Dan dengan jari tengah serta telunjuk tangan kanan, kumasukkan kedalam memeknya, kedua jariku bermain-main, berputar kiri-kana, dan keluar masuk dilubang memeknya.
"Ahhh...ahhh...aaahhh...enakkk..." kata tante Nad sambil memejamkan mata, membuatku semakin bersemangat memainkan memeknya.
"Jangan berhenti....terusss...Aaahhh...''
Setelah cukup lama aku bermain-main dengan memeknya, akhirnya tubuh tante Nad seperti kejang-kejang, dan bergerak-gerak dengan cepat serta kuat, sampai aku sedikit kewalahan menahan posisinya.
"Ahhh...Aaaa....aaaaaa...."teriakan tante Nad, sembari tubuh tante Nad mengejang
Lalu keluar cairan putih kental yang cukup banyak dari dalam memeknya, membasahi tanganku dan daguku, dan menyebar kedaguku dan perutnya, aku tidak tahu cairan apa itu, baunya pun tidak begitu sedap.
"Hahhh...hahhh...haaaahhhh.." suara tante Nad kecapean, disertai keringat yang bercucuran dan tubuhnya mulai melemas.
Tangannya pun jatuh terkulai keranjang, tante Nad terlihat seperti orang yang sudah KO.
"Jilatin Jhon...jilatin yaaaa...sampai bersih..." kata tante Nad dengan manja..
Semula aku tidak mau, tapi setelah mendengar permintaan manja tante Nad, akhirnya kulakukan juga. Padahal penisku saja belum kumasukan kedalam memeknya, tapi tante Nad sudah kecapean. Tapi aku juga sebenarnya sudah kecapean berada diposisi seperti itu, tanganku sudah pegal-pegal, tapi nafsu dan semangatku masih besar, karena aku belum puas, jadi tidak boleh putus ditengah jalan.
"Haahh...Jhon...jari kamu benar-benar nakal.."katanya terengah-engah.
"Sini Jhon.."panggilnya sambil menarik kepalaku mendekati kemukanya.
Dengan begitu aku menindih badannya, dadanya yang besar itu mengganjal tubuhku, dan kubiarkan juga penisku terjepit diantara tubuhnya kami. Aku dapat merasakan detak jantungnya, desahan nafasnya yang telah kecapean. Kedua tangannya melingkar memeluk leherku, kakinya juga melingkar dan melipat dipunggungku. Tanganku memegang pinggangnya, meraba-raba dari atas kebawah, dan satunya lagi mengelus-elus rambutny yang panjang dan terurai itu.
Tubuhnya benar-benar dibasahi oleh keringat. Aku sengaja mengerakkan tubuhku maju mundur, sengaja membuat penisku yang masih tegang itu menggosok-gosok memeknya, sengaja kuraba-raba pinggiran dadanya yang ikut bergerak maju mundur, kulakukan supaya dapat membuatnya bernafsu lagi.
"Jhon, tante suka banget cara lu ngobokin memeknya tante.." kata tante Nad memujiku.
"Jadi gimana...tante puas gak..?" tanyaku.
"Puas banget...baru begitu aja tante udah kecapean.." katanya sambil memegang pipiku dan menatap mataku dalam-dalam.
"Tapi tenang aja...tante masih kuat kok.."lanjutnya menggoda.
Tanpa banyak bicara lagi, langsung saja aku mencium bibirnya..pertanda mualinya ronde kedua.
"Hhhmmmppp...hhhmmmppp....hhhhmmmmppp..."desahnya menunjukan bahwa tante Nad masih bernafsu. Perlahan-lahan aku mulai merasakan putingnya mengeras kembali didadaku, tangan dan kakinya memeluk tubuhku dengan lebih erat.
Tampaknya memang benar, nafsu dan stamina tante Nad sudah kembali. Cukup berapa menit saja, dan air ludah mulai memenuhi mulut kami.
Tante Nad mendorong tubuhku kesamping, dan kamipun berganti posisi, aku dibawah dan tante Nad diatas. Disedotnya kembali semua air ludah itu, perlahan-lahan tante Nad menegakkan badanya. Tante Nad pun melakukan hal tadi, mengeluarkan air ludah itu sedikit demi sedikit kedadaku, perutku, lalu akhirnya membanjiri tubunya sendiri, air ludah itu terus turun dengan cepat sampai membasahi penisku yang berada terjepit diantara bagian dalam pangkal pahanya dan tubuhku.
Dengan senyuman dan tatapan nakal, tante Nad memundurkan tubuhnya, lalu membungkuk, sambil memegang penisku, tante Nad menumpahkan sisa air ludah itu ke penisku.
"Wow..lumayan juga punya kamu yaa.." katanya dengan nafsu, sambil memegang penisku.
"Tadi sudah giliran kamu...sekarang giliran tante buat kamu kecapean.." setelah itu, tante Nad mulai mengecup kepala penisku.
Tangan yang satunya memegang penisku, memainkan dan menekan-nekan, bahkan kadang digenggamnya dengan kuat buah pelirku.
"Aahhh..." teriakku karena rasa nyeri dibuah pelirku.
Dengan posisi kakiku yang terbuka lebar, tanpa banyak bicara lagi, tante Nad dengan tatapan nakalnya mulai menjilati dari pangkal batang sampai keujung penisku. Tanganku memegangi rambutnya, karena aku ingin melihat pemandangan yang tidak ingin aku lewati, bagaimana tante Nad menjilati penisku dengan nafsunya. Digigitnya kecil ujung penisku, rasanya geli sekali. Dikulum-kulumnya penisku, dijilatinya seperti sedang menjilati batang es krim kenikmatan yang tidak akan pernah habis.
Sekarang giliran buah pelirku ikut dimakannya, dimasukan kedalam mulutnya bersama dengan bulu-buluku. Lidahnya bermain dengan cepar kedalam mulutnya, sesekali pelirku seperti sedang dikunyah oleh tane Nad "Aaahhh..."teriakku kecil, menahan sakit dicampur nikmat.
Penisku sudah basah sekali oleh air ludah tante Nad, nafsunya seperti sudah tidak tertahan lagi. Penisku terasa panas gara-gara bergesekan dengan mulut dan tangannya. Kepalanya naik turun dengan cepat diikuti dengan tangannya. Sesekali kepala penisku ditarik dengan kuat oleh giginya..geli sekali.
Cuikup lama tante Nad bermain-main dengan penisku, kira-kira hampir setengah jam, akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
"Aaaahhh....tanteee..."teriakku panjang.
Mendengar seperti itu, tante Nad makin mempercepat gerakan mulut dan tangannya. Otot kakiku sudah mengejang menahannya, akhirnya...Croottt...crottt....keluar juga spermaku. Tante Nad tidak mengeluarkan penisku dari mulutnya, dengan nafsu tante Nad menjilati semua spermaku, tidak dibiarkannya setetespun mengalir keluar. Semuanya ditelan tanpa sisa, bahkan penisku masih disedot-sedotnya. Begitu bernafsunya sampai tante Nad terlihat seperti wanita yang benar-benar kehausan akan spermaku.
"Aaaahhh....punya kamu hangat sekali rasanya...nikmat banget.." kata tante Nad.
Kami pun berpelukan diranjang, saling meraba-raba tubuh. Kuelus paha mulusnya, sedangkan tante Nad mengelus-elus perut dan dadaku. Kami saling bertatapan dan saling memuji.
"Enak sekali tante...tante jago banget..." kataku, menikmati bagaimana enaknya pengalaman dioral oleh seorang wanita cantik.
"Kamu juga hebat...tante suka deh sama kamu..bisa tahan selama itu..." balasnya nakal.
Aku begitu lelah, rasanya sudah tidak ada tenaga lagi. Aku melihat tante Nad, tampaknya ia juga dalam keadaan yang sama denganku.
Tidak banyak bicara, tante Nad mengecup dahiku.
"kita bobo dulu aja ya sekarang..tante pengen lanjut tapi lemes banget rasanya.." katanya
"Iya tante...aku juga capek banget..tante emang top.." balasku
Tampak tante Nad tersipu malu dan tertawa kecil. Sebenarnya nafsuku masih besar, tapi keadaan tubuhku tidak memungkinkan. Aku juga tidak mau memaksa tante Nad yang sudah kecapean.
Begitu lemas, akhirnya kami tidur berpelukan, saling menghangatkan. Kupeluk erat-erat tubuh tante Nad seperti sedang memluk bantal, aku masih ingin merasakan dadanya yang besar itu. Dengan pahanya tante Nad mengelus-elus pahaku.
Aku merasakan senang sekali meskipun aku tidak puas malam itu. Mulai dari keesokan harinya, aku merasakan tante Nad menjadi semakin sayang padaku. Ia memenuhi semua kebutuhan dan keperluanku. Dalam 2 bulan terakhir ini, kami telah melakukan hubungan seks lagi sekitar 10 kali dan kami lakukan setiap ada kesempatan. Pernah kami lakukan ketika didalam mobil, dikamar anaknya bahkan sempat diatas ranjanganya, ranjang tempat dimana tante Nad dan almarhum suaminya tidur. Selesai
Jika kamu-kamu semua masih ragu dan ada yang ingin di tanyakan silahkan
hubungin kontak kami yang setia melayani anda 24 jam :
- Website : https://goo.gl/bpRXV9
- YM : SayaDewa_cs
- Pin BBM : 2B053F82
- HP/WhatsApp : +8559-6463-8723
- Line : SayaDewa
Posting Komentar